Senin, 14 Januari 2013

Detik Detik wafatnya Rasulullah SAW

Detik Detik Wafatnya Rasulullah SAW


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...


Pada tulisan kali ini kami akan menceritakan kisah yang di dalamnya terkandung nasehat dan pelajaran, yaitu kisah yang menceritakan “detik-detik terakhir” wafatnya Rasulullah saw.Sebuah kisah yang mengagumkan dan menggetarkan dada orang yang beriman, yuk mari kita simak bersama kisah yang satu ini.

Sebelum Rasulullah Saw wafat, beliau melakukan haji yang terakhir kalinya yang disebut haji wada’ (perpisahan), dan turunlah ayat saat beliau melakukan ibadah tersebut, Allah SWT berfirman :

 الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
  • “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS: Al Maidah: 3)
Dan menangislah Abu Bakar as-Shiddiq, lalu bertanyalah Rasulullah apa yang membuatnya menangis dalam ayat itu dan Abu Bakar menjawab : “Ini adalah berita kematian Rasulullah saw.”



Kembali dari haji wada’ dan kurang dari 7 hari wafat beliau, turunlah ayat Al Qur’an yang terakhir, yaitu QS. Al Baqarah [2] : 281.

وَاتَّقُواْ يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُونَ
(waittaquu yawman turja'uuna fiihi ilaa allaahi tsumma tuwaffaa kullu nafsin maa kasabat wahum laa yuzhlamuuna)
  • "Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Mulai tampaklah sakit beliau, dan Rasulullah saw. pun mengunjungi syuhada Uhud pada awal bulan Shafar 11H dan berkata:
  • “Assalamu’alaikum wahai syuhada Uhud, kalian adalah orang-orang yang mendahului, dan kami  Insya Allah akan menyusul kalian, dan sesungguhnya aku, Insya Allah akan menyusul.”
Saat pulang, Rasulullah saw. menangis, dan sahabat bertanya apa yang membuat beliau menangis dan Rasulullah bersabda:
  • “Aku merindukan saudara-saudaraku seiman.”
Mereka berkata: “Bukankah kami adalah saudaramu seiman wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda:
  • Bukan.., kalian adalah sahabatku...
  • adapun saudaraku seiman adalah suatu kaum yang akan datang setelahku, mereka beriman kepadaku sedang mereka belum pernah melihatku.. dan mereka itulah kekasihku..” 
Semoga kita semua termasuk mereka yang dirindukan Rasulullah, amiin.

Pada tanggal 29 Shafar beliau menghadiri jenazah di Baqi’. Pulangnya, beliau merasakan pusing di kepala dan suhu badannya meninggi. Sejak itulah beliau mulai sakit dan semakin parah. Selama sakitnya beliau tetap memimpin shalat selama 11 hari dari 13 hari masa sakit beliau. 4 hari sebelum wafat, pada waktu shalat Isya, beliau meminta Abu Bakar menggantikannya dalam memimpin shalat.

Tiga hari sebelum wafat, sakit beliau semakin mengeras. Beliau saat itu berada di rumah Sayyidinah Maimunah dan berkumpullah istri-istri beliau, dan beliau meminta izin kepada mereka untuk tinggal di rumah ‘Aisyah, dan istri beliau mengizinkannya. Kemudian Rasulullah berkeinginan untuk berdiri, tetapi beliau tidak mampu. Datanglah Ali bin Abi Thalib dan Al Fadl bin Al ‘Abbas untuk membawa Rasulullah, lalu memindahkan beliau menuju kamar Aisyah.

Mulailah manusia berkumpul di dalam masjid. Para sahabat pun memenuhi masjid. Di rumah Aisyah, Rasulullah mencucurkan keringat yang sangat deras, Aisyah berkata: "Sungguh belum pernah aku melihat ada seorang manusia yang berkeringat deras seperti ini.
Maka dia mengambil tangan Rasulullah dan dengannya dia mengusap keringat beliau.

Aisyah berkata: "Aku mendengar beliau berkata:
  • “Laa Ilaha Illalllah, sesungguhnya kematian itu memiliki sekarat.”
Suara-suara di masjid pun meninggi. Para sahabat mengkhawatirkan kondisi Rasulullah, beliau pun dating kepada mereka. Saat beliau berkehendak untuk bangun, akan tetapi tidak mampu. Maka para sahabat menyiramkan 7 qirbah (timba) air kepada beliau hingga beliau bangkit dan naik ke atas mimbar.

Jadilah khutbah tersebut menjadi khutbah terakhir beliau, menjadi kalimat terakhir beliau, dan do’a terakhir beliau.
Rasulullah bersabda: 
  • “Wahai manusia, kalian mengkhawatirkan aku?
Mereka menjawab: “Ya, wahai Rasulullah.”
Bersabdalah Rasulullah:
  • “Sesungguhnya tempat perjanjian kalian dengan aku bukanlah di dunia, tempat perjanjian kalian denganku adalah di haudh (telaga). Demi Allah, sungguh seakan-akan aku sekarang sedang melihat kepadanya di depanku ini. Wahai manusia, demi Allah, tidaklah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan adalah dibukanya dunia atas kalian, sehingga kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya, sebagaimana orang-orang sebelum kalian telah berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Maka dunia itu akan membinasakan kalian sebagaimana dia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.”
Kemudian beliau bersabda :
  • “ Allah Allah, shalat, Allah Allah, shalat.” (maksudnya; Aku bersumpah demi Allah terhadap kalian agar kalian menjaga shalat).
lantas beliau bersabda:
  • “Wahai manusia, bertakwalah kalian terhadap kaum wanita, aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik terhadap kaum wanita.”
Setelah itu beliau kembali bersabda:
  • “Wahai manusia, sesungguhnya ada seorang hamba, yang Allah telah memberikan pilihan kepadanya antara dunia dan antara apa yang ada disisi-Nya, maka dia memilih apa yang ada disisi-Nya.”
 Tidak ada seorangpun yang memahami yang dimaksud ‘seorang hamba’ adalah Rasulullah sendiri kecuali sahabat Abu Bakar.

Kemudian mulailah beliau berdo’a untuk mereka:
  • “Mudah-mudahan Allah menetapkan kalian, mudah-mudahan Allah menjaga kalian, mudah-mudahan Allah meneguhkan kalian, mudah-mudahan Allah menguatkan kalian, mudah-mudahan Allah menjaga kalian.” 
Kalimat terakhir sebelum turun dari mimbar adalah:
  • “Wahai manusia, sampaikanlah salamku kepada orang yang mengikutiku diantara umatku hingga akhir zaman.”
Dan beliau kembali dibawa ke rumah beliau.

Masuklah Abdurrahman ibn Abu Bakar membawa siwak, beliau terus melihat kea rah siwak tersebut, tetapi tidak mampu berkata menginginkan siwak. Lalu, Aisyah mengambil siwak tersebut, kemudian aku letakkan di mulutnya agar lunak, dan memberikan siwak tersebut kepada beliau. Maka sesuatu yang paling akhir masuk kedalam perut Rasulullah adalah air ludah Aisyah, Aisyah berkata:
  • “ Termasuk keutamaan Rabbku atasku adalah Dia telah mengumpulkan antara air ludahku dengan ludah Nabi saw. sebelum beliau wafat.”
Fathimah, putri beliau pun masuk pada waktu dhuha tanggal 12 Rabi’ul awal 11 H. Lalu dia menangis saat masuk ke ruangan Rasulullah, karena biasanya setiap kali dia masuk menemui beliau, beliau berdiri dan menciumnya di antara kedua matanya.
Nabi saw. membisikan sesuatu di telinganya, maka diapun menangis. Lalu, beliau membisikan kembali sesuatu kepada Fathimah, maka diapun tertawa.
Setelah wafat Nabi saw., mereka bertanya kepada Fathimah apa yang beliau bisikan kepadanya, dan Fathimah berkata:
  • “Pertama kalinya beliau berkata kepadaku: “Wahai Fathimah, aku akan meninggal malam ini.” Maka akupun menangis. 
  • Maka saat beliau mendapati tangisanku beliau kembali berkata: “Engkau adalah keluargaku yang pertama kali akan bertemu denganku.” Maka akupun tertawa.”
Rasulullah memanggil Hasan dan Husain, beliau mencium keduanya dan berwasiat kebaikan kepada keduanya. Beliau juga menasihati dan mengingatkan istri-istri beliau.
  • Beliau berwasiat kepada seluruh manusia yang hadir agar menjaga shalat, dan beliau terus mengulang-ulang wasiat tersebut.
Lalu rasa sakitpun terasa semakin berat, maka beliau bersabda keluarkan siapa saja dari rumah beliau, dan beliau bersabda :
  • “Mendekatlah kepadaku wahai Aisyah!”
Beliau pun tidur di dada istri beliau Aisyah, dan Aisyah berkata : “Beliau mengangkat tangan beliau seraya bersabda:
  • “Bahkan Ar Rafiqul A’la bahkan Ar Rafiqul A’la.”
Maka diketahuilah bahwa disela ucapan beliau, beliau disuruh memilih di antara kehidupan dunia atau Ar Rafiqul A’la.

Masuklah malaikat Jibril, seraya berkata:
  • Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.”
Maka Rasulullah mengizinkan malaikat maut untuk masuk. Masuklah Malaikat maut seraya berkata :
  • ” Assalamu’alaika wahai Rasulullah. Allah telah mengutusku memberikan pilihan kepadamu antara tetap tinggal di dunia atau bertemu dengan Allah di akhirat.”
Nabi saw. bersabda :
  • “Bahkan aku memilih Ar Rafiqul A’la (Teman yang tertinggi), bersama-sama dengan orang yang dianugerahi ni’mat Allah SWT, yaitu : para Nabi, shiddiqiin, orang yang mati syahid dan orang shaleh. Dan mereka itulah rafiq (teman) yang sebaik-baiknya.”
Aisyah mendengarkan dengan seksama, Nabi saw. berdo’a :
  • ”Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada Ar Rafiq Al A’la, Ya Allah (aku minta) Ar Rafiq A’la”
Berdirilah malaikat maut di sisi kepala Nabi yang mulia dan berkata :
  • “Wahai roh yang bagus, roh Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yang ridha dan tidak murka!”
Sayyidah Aisyah berkata, kemudian jatuhlah tangan Nabi saw. dan kepala beliau menjadi berat di atas dadanya, dan sungguh ia tahu bahwa rasulullah telah wafat. Dia berkata :
  • ”Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, tidak ada yang kuperbuat selain keluar dari kamar menuju masjid, yang di sana ada para sahabat, dan kukatakan: “ Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat.”
Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid itu.
Ali bin Abi Thalib terduduk karena beratnya kabar tersebut.
Utsman bin Affan seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri.

Adapun Umar bin Al Khaththab berkata :
  • “Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah telah meninggal, akan kupotong kepalanya dengan pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa pergi untuk menemui Rabbnya.”
Adapun Abu Bakar, dia adalah orang yang paling tegar, dia masuk kepada Rasulullah, memeluk beliau, dan berkata:
“Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” Kemudian dia mencium Nabi saw. dan berkata :
  • “Anda mulia dalam keadaan hidup dan dalam keadaan mati.”
Keluarlah Abu Bakar menemui manusia dan berkata:
  • “Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.”
~ Dan Abu Bakar keluar dan menangis, mencari tempat untuk menyendiri dan menangis sendirian.
  • "INNA LILLAHI WAINNA ILAIHI RAJI’UN", telah berpulang ke rahmat Allah SWT, orang yang paling mulia, orang yang paling kita cintai di hari Senin 12 Rabi’ul Awal 11H, tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah untuk Nabi kita tercinta Muhammad saw. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari kisah ini, juga dapat mengambil pelajaran dan hikmahnya. Ya Allah, berikanlah rizqiMu kepada kami dan juga syafaat dari kekasih kami Nabi Muhammad saw., Amiin.

Assalamu’alaikum wr.wb

http://www.muslim-menjawab.com/2012/10/detik-detik-wafatnya-rasulullah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas Komentarnya sering-sering kunjung ke blog BingkyCat ini :)

Populer Post