Dalam berbagai diskusi lintas agama seringkali para kafir harby mencemooh umat islam yang melakukan berbagai Ibadah dengan kesungguhan hati.
dan salah satu cemoohan mereka adalah dengan mengutip Qs 19:71 sebagai dasar cemoohan kalau Umat Islam semuanya akan masuk neraka.
Dan ini adalah salah satu contoh postingan mereka
Muslim Jawab :
kutipan sdr Abigail diatas adalah kutipan yang memanipulasi fakta yang ada.
yang ia manipulasi adalah :
1. Terjemahan yang ia kutip
terjemahan yang beredar luas Qs 19:71 adalah :MENDATANGI NERAKA BUKAN MASUK NERAKA
وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْماً مَّقْضِيّاً
[19:71] Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
dalam mengutip tidak memperhatikan ayat sebelum dan sesudahnya,agar jelas kita perhatikan ayat sebelum dan sesudahnya :
ثُمَّ لَنَحْنُ أَعْلَمُ بِالَّذِينَ هُمْ أَوْلَى بِهَا صِلِيّاً
audio[19:70] Dan kemudian Kami sungguh lebih mengetahui orang-orang yang seharusnya dimasukkan ke dalam neraka.
وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْماً مَّقْضِيّاً
audio[19:71] Dan tidak ada seorangpun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوا وَّنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيّاً
audio[19:72] Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.
2.kutipan tafsir buya hamka
dalam tafsir buya hamka pada ayat tersebut,terjemahannya juga sama dengan terjemahan DEPAG,yaitu mendatangi Neraka bukan MASUK NERAKA,adapun soal masuk neraka juga kutipan sepotong,mengabaikan penjelasan utuh dari Prof Hamka.
agar jelas amor akana sampaikan Tafsir AL Azhar dari buta hamka mengenail Qs 19:71-72 :
Semua Akan Mendatangi Neraka
وَ إِنْ مِنْكُمْ إِلاَّ وارِدُها َ
“Dan tidak ada seorang pun di antara kamu, melainkan akan mendatanginya.” (pangkal ayat 71).
Artinya ialah semua orang, tidak terkecuali. Orang baik di kala di dunia ataupun dia orang jahat, namun dia mesti mendatangi neraka.
كانَ عَلى رَبِّكَ حَتْماً مَقْضِيًّا
“Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah diputuskan.” (ujung ayat 71).
Keputusan yang tidak dapat dirobah lagi , Maka berbagai macam; faham ahli-ahli yang telah terdahulu berkenaan dengan ayat ini. Yang jadi perbincangan ialah tentang kalimat wariduha; yang kita di ayat ini memberinya arti mendatangi. Tetapi ada juga yang memberinya arti memasuki.
Imam Ahmad bin Hanbal mengeluarkan suatu riwayat, yang beliau terima dari,Sulaiman bin Harb, dan beliau ini menerimanya daripada Khalid bin Sulaiman dari Katsir bin Zayyad al-Barsani, dari Abu Sumiyah. Beliau ini berkata: “Kami berselisih fikiran tentang arti al-wurud. Setengah di antara kami berpendapat bahwa orang Mu’min tidaklah akan turut mendatangi ke dalam neraka itu. Tetapi setengah mereka lagi berpendapat: “Semua masuk, kemudian dibebaskan Allah orang-orang yang bertakwa.” Lalu saya datangi Jabir bin Abdullah (sahabat Nabi s.a.w.), lalu saya sampaikan kepadanya bahwa kami telah berselisih tentang arti mendatangi neraka itu demikian rupa. Lalu beliau (Jabir bin Abdullah) berkata: “Semua akan mendatanginya.”
Dan berkata pula Sulaiman bin Murrah: “Semua akan masuk ke dalamnya.” Sambil berkata itu beliau tutup kedua telinganya dan berkata: “Diamlah, benar-benarlah aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
“Tidak ada yang tinggal , baik dia orang yang berbuat baik ataupun dia orang yang durjana, semuanya akan masuk ke dalamnya. Tetapi dia akan menjadi sejuk dan selamat bagi orang yang beriman sebagaimana keadaan pada Ibrahim, sehingga api itu akan lindap karena sejuk mereka. Kemudian itu Allah akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa, dan akan membiarkan orang-orang yang zalim tinggal selamanya di dalamnya dalam keadaan berlutut. ”
Menurut riwayat dari Abdurrazzaq, yang diterimanya dari Ibnu Uyainah, yang diterimanya dari Ismail bin Abu Khalid, yang diterimanya pula dari Qais bin Abu Hazm: “Pada suatu hari Abdullah bin Rawahah meletakkan kepalanya di atas haribaan isterinya. Maka menangislah dia dan menangis pula isterinya. Lalu dia bertanya kepada isterinya: “Mengapa kau menangis pula?” Isterinya menjawab: “Aku lihat abang menangis aku pun menangis pula.” Lalu Abdullah bin Rawahah memberikan keterangan: “Saya teringat sabda Tuhan: “Tidak ada seorang pun di antara kamu, melainkan akan mendatanginya,” maka tidaklah aku tahu, apakah bila telah datang ke sana saya akan boleh keluar kembali atau tidak.” Menurut riwayat Abdullah bin Rawahah sahabat Nabi orang Anshar itu pada waktu itu sedang sakit. (Beliau mencapai syahid di perang Mu’tah).
Abduilah bin Rawahah terkenal karena keberaniannya dan juga dia adalah seorang penyair, di samping Hassan bin Tsabit. Dia termasuk tiga Pahlawan Islam yang sekali tewas berturut-turut di peperangan Mu’tah pada bulan Jumadil Ula tahun kedelapan. Yang berdua lagi, yang tewas terlebih dahulu ialah Ja’far bin Abu Thalib, sesudah itu Zaid bin Haritsah, dan yang terakhir ialah Abdullah bin Rawahah ini.
Berkata al-Hasan bin `Arafah, bahwa dia menerima riwayat dari Marwan bin Mu’awiyah, dan dia ini menerima dari Bakkar bin Abu Marwan, dan dia ini menerima dari Khalid bin Ma’dan. Katanya: “Setelah ahli syurga masuk kedalam syurga dia berkata: “Bukankah Tuhan kita telah menjanjikan bahwa kita mesti mendatangi neraka?” Lalu datang jawaban: “Kamu telah melaluinya, tetapi sedang kamu lalu itu dia tidak menyala.”
Dirawikan pula oleh Imam Ahmad dalam sebuah Hadits dari Abullah bin Mas’ud, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Akan mendatanginya sekalian manusia. Kemudian akan dikeluarkan mereka dari dalam menurut amalannya.”
Dan ada pula sebuah Hadis lain diterima dari Abdullah bin Mas’ud juga, bahwa semua manusia akan melalui di atas “Ash-Shirath”, yaitu titian, dan mereka mendatanginya itu ialah karena mereka akan berdiri di pinggir neraka, kemudian mereka lalulah ke atas shirath itu masing-masing menurut amalan mereka: Ada yang melaluinya laksana petir kencangnya, ada yang laksana angin, ada yang lalu laksana burung terbang, ada yang lalu sekencang kuda berlari, ada pula yang melaluinya sekencang unta berlari dan ada juga melaluinya laksana seorang yang berjalan kaki saja, sehingga pada akhirnya ada orang yang melalui titian itu, sedang nur (cahayanya) memancar dari empu jari kakinya: Dia lalu di atasnya, maka titian itu bergoyang-goyang dan titian itu seakan akan hendak membuatnya jatuh, di sana berdiri banyak malaikat memegang cambuk berujungkan besi terjadi dari api untuk menangkap manusia.” Hadits ini dirawikan oleh Ibnu Abi Hatim. ‘
Di sebuah Hadis lain tersebut pula bahwa di kin kanan berdiri pula malaikat-malaikat yang selalu berdoa: “Allahumma sallim, sallim.” (Ya Tuhan, selamatkan, selamatkan).
Banyaklah Hadits-hadits yang lain lagi tentang manusia akan melalui neraka dengan meniti di atas titian, atau mendatangi neraka atau memasuki neraka. Hasil kesimpulannya ialah bahwa siapa saja pun akan melaluinya. Sedang Nabi s.a.w. sewaktu beliau mengerjakan Mi’raj pun pernah ziarah ke neraka dan melihatnya dari dekat. Tetapi kalau sudah ada keterangan bahwa ada ahli syurga yang tidak tahu bahwa dia telah pernah mendatangi neraka, tiba-tiba dia sudah ada saja dalam syurga, karena neraka didinginkan ketika orang yang beriman melaluinya dapatlah kita fahamkan bahwa bagi Nabi kita s.a.w. neraka itu adalah sejuk di waktu ziarahnya dahulu itu.
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذينَ اتَّقَوْا َ
“Kemudian itu akan Kami selamatkan orang-orang yang bertakwa.” (pangkal ayat 72).
Artinya, apabila telah selesai sekalian makhluk melalui atau mendatangi neraka itu, dan telah jatuh rnana yang jatuh karena kufurnya atau maksiatnya, maka dipelihara Allahlah orang yang beriman dan yang bertakwa menurut amalan mereka. Cepat dan lambatnya melalui titian ialah menurut amalannya tatkala di dunia. Maka diberi syafa’atlah orarig Mu’min yang pernah terlanjur berdosa besar, dan memberikan syafa’at pula malaikat-malaikat, Nabi-nabi dan orang-orang yang beriman yang diizinkan Allah, sehingga banyaklah orang yang telah dibakar neraka yang dikeluarkan: Telah hangus seluruh dirinya, kecuali bekas sujud yang ada di keningnya:
Dan keluarnya dari neraka itupun menurut perhitungan kadar iman yang ada dalam hatinya. Demikianlah berturut-turut, dikeluarkan orang-orang yang menurut kadar iman yang ada dalam hatinya. Lalu dikeluarkanlah lebih dahulu orang yang dalam hatinya ada iman sebesar uang dinar, demikianlah berturut-turut, kemudian itu dikeluarkan pula sampai orang yang lebih kecil lagi ukuran iman dalam hatinya, hatta orang yang sebesar zarrah iman itu dalam hatinya. Kemudian sekali dikeluarkanlah orang yang pernah mengucapkan: La llaha Illallah, walaupun hanya sekali seumur hidupnya, dan walaupun tidak pernah dia berbuat baik. Akhirnya tidaklah ada yang kekal dalam neraka lagi, kecuali orang yang memang ditentukan buat kekal, sebagaimana tersebut yang demikian itu di dalam Hadits-hadits yang shahih, diterima dari Rasulullah s.a.w. Lantaran itulah maka ujung ayat demikian bunyinya:
وَ نَذَرُ الظَّالِمينَ فيها جِثِيًّا
“Dan akan Kami biarkan orang-orang yang zalim itu di dalamnya, dalam keadaan berlutut.” (ujung ayat 72)
Sungguhpun demikian, jika dipersambungkan dengan Surat 11, Hud ayat 107, ada juga Ulama berpendapat, bahwa jika Allah menghendaki, setelah hanya tinggal orang-orang yang kekal dalam neraka saja, Tuhan Maha Kuasa memindahkan mereka itu ke syurga, lalu menutup neraka itu untuk selamalamanya. (Lihat Tafsir AI-Azhar Juzu’ 12. Tafsir ayat 107 dan Surat Hud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih atas Komentarnya sering-sering kunjung ke blog BingkyCat ini :)